Perancangan pembelajaran dan asesmen hendaknya dipahami oleh setiap guru, sejalan dengan diberlakukannya kurikulum merdeka di satuan pendidikan.
Perancangan pembelajaran dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka sangat penting karena berperan dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih bermakna dan relevan dengan kebutuhan siswa.
Dalam tulisan ini, Mamak akan membahas bagaimana tahapan yang harus dilakukan guru dalam melakukan perancangan pembelajaran dan asesmen.
Pentingnya Perancangan Pembelajaran dan Asesmen
Perancangan pembelajaran dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka adalah langkah kunci untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perancangan ini sangat penting.
1. Memfasilitasi Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Kurikulum Merdeka menekankan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perancangan pembelajaran yang baik memastikan bahwa aktivitas dan materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka.
2. Pengembangan Kompetensi Esensial
Kurikulum Merdeka berfokus pada pengembangan kompetensi esensial, seperti literasi, numerasi, serta keterampilan abad 21 (berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi). Perencanaan pembelajaran yang matang memungkinkan pendidik merancang aktivitas yang tepat untuk mengembangkan kompetensi ini secara efektif.
3. Fleksibilitas dalam Penyesuaian Materi
Kurikulum ini memberikan kebebasan bagi pendidik untuk menyesuaikan materi dan metode sesuai dengan konteks lokal dan kondisi siswa. Dengan perancangan yang baik, pembelajaran dapat disesuaikan untuk lebih relevan dan kontekstual bagi siswa, sehingga lebih bermakna.
4. Asesmen yang Menyeluruh dan Berkelanjutan
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengevaluasi perkembangan siswa secara komprehensif, tidak hanya dari hasil akhir (sumatif) tetapi juga proses pembelajaran (formatif). Ini memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu siswa memperbaiki proses belajarnya.
5. Mendukung Penerapan Profil Pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka juga menargetkan pembentukan karakter siswa melalui Profil Pelajar Pancasila, yang mencakup nilai-nilai seperti kemandirian, kebhinnekaan, dan gotong royong. Perancangan pembelajaran yang baik memungkinkan integrasi nilai-nilai ini dalam kegiatan sehari-hari di kelas.
6. Mengakomodasi Perbedaan Individu
Dengan merancang pembelajaran yang fleksibel, guru dapat memberikan diferensiasi dalam pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan, gaya belajar, dan kebutuhan khusus siswa. Hal ini membantu semua siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang paling efektif bagi mereka.
Tahapan Perancangan Pembelajaran dan Asesmen
Dalam melakukan perancangan pembelajaran dan asesmen, ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh guru. Jika semua tahapan ini telah di lalui, maka guru akan memiliki pedoman/panduan yang jelas dan terarah untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)
Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran yang menjadi rujukan dalam pengembangan dokumen perencanaan pembelajaran. Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase.
Capaian pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan, telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek No 032/H/KR/2024.
Pendidik perlu memahami keseluruhan capaian pembelajaran, mulai dari rasional, tujuan, dan karakteristik mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa kompetensi dan konten yang dituju oleh elemen CP mata pelajaran
2. Menentukan Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujaun pembelajaran Tujuan pembelajaran diturunkan dari capaian pembelajaran, dirumuskan dalam bentuk kalimat yang diawali dengan hanya satu kata kerja operasional (KKO) yang dapat di ukur. Setiap elemen CP minimal memiliki 2 TP.
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:
- Kompetensi, kemampuan peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
- Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)
3. Menyusun TP menjadi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik perlu menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran merupakan tujuan pembelajaran yang diurutkan, bukan turunan atau rincian dari tujuan pembelajaran.
4. Menyusun Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pendidik
perlu menetapkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar.
Tentukan minimal 2 KKTP untuk setian TP, dan KKTP harus sesuai dengan TP. Apabila tujuan pembelajaran sudah spesifik, maka tidak perlu membuat KKTP.
5. Melakukan Pemetaan Awal
Guru melakukan pemetaan pengetahuan/kemampuan siswa mengenai materi yang akan di bahas. Kegiatan ini dapat bersifat kognitif maupun non kognitif
Pemetaan awal ini termasuk ke dalam asesmen formatif di awal pembelajaran, yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
6. Tindak Lanjut dan Umpan Balik
Tahapan selanjutnya adalah, guru merancang dan menyesuaikan asesmen formatif dan sumatif berdasarkan hasil pemetaan pada pembelajaran sebelumnya. Guru memberikan umpan balik seketika saat melihat hasil kerja siswa.
Nah itulah 6 tahapan dalam melakukan perancangan pembelajaran dan asesmen. Semoga para guru di seluruh Indonesia, dapat melakukan tahapan tersebut dengan baik, sehingga proses pembelajaran yang diharapkan berpusat pada siswa juga semakin bagus