SMKN 1 Arosbaya, dimanakah itu? Begitulah pertanyaan yang otomatis terlontar ketika pimpinan menelpon, menanyakan apakah Mamak bisa memenuhi permintaan dari sekolah, untuk mengisi kegiatan di sana.
Rupanya, SMKN 1 Arosbaya itu ada di Madura. Tepatnya ada di Jl. Raya Arosbaya No.1, Tambak, Tengket, Kec. Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Mamak di minta mengisi kegiatan berkaitan dengan evaluasi pembelajaran teaching factory (TEFA) di sana. Jadi SMKN 1 Arosbaya ini merupakan salah satu SMK yang memperoleh bantuan TEFA dari direktorat SMK, Kemendikdasmen, untuk konsentrasi keahlian Agrobisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP).
Perjalanan ke SMKN 1 Arosbaya
Mamak berangkat pukul 5 pagi dari rumah di Malang. Sekitar 15 menit dari rumah ke terminal Arjosari. Lanjut naik bus dari terminal Arjosari, menuju terminal Bungurasih, Surabaya. Pas Mamak sampai di Arjosari, bus yang siap berangkat adalah bus ekonomi Malang-Surabaya. Langsung naik lah. Nggak apa-apa ekonomi, toh lewat tol juga jadi tidak banyak berhenti, dengan ongkos 20 ribu. Alhamdulillah perjalanan lancar, sekitar pukul 06.20 Mamak sudah sampai Bungur.
Turun dari bus Malang-Surabaya, Mamak lalu jalan menuju shelter bus Trans Jatim rute Surabaya – Bangkalan. Sampai di shelter sudah banyak juga calon penumpang yang menunggu hendak naik bus dengan rute yang sama. Menunggu sekitar 5 menit, lalu bus datang, para calon penumpang pun berebut naik. Setelah kerumunan di pintu masuk bus mereda, baru lah Mamak naik. Alhamdulillah masih dapat tempat duduk. Jadi sebenarnya nggak perlu lah berdesakan berebut naik duluan. Ongkosnya 5 ribu saja, bisa bayar tunai ataupun pakai QRIS. Informasi yang Mamak peroleh dari kondektur, perjalanan ke Bangkalan sekitar 1,5 jam.
Naik Trans Jatim tuh banyak banget pemberhentiannya. Emang harus sabar. Tapi berhentinya nggak lama kok, cuma menurunkan dan menaikkan penumpang saja. Kalau nggak ada penumpang yang mau turun, ataupun nampak penumpang yang mau naik di halte, busnya nggak berhenti di halte tersebut. Langsung jalan aja.
Sebelumnya, Mamak sudah berkoordinasi dengan pihak SMKN 1 Arosbaya. Mamak di minta turun di halte alun-alun Bangkalan. Nanti akan di jemput di sana.
Setelah silih berganti penumpang, terkantuk-kantuk di dalam bus, sampai juga di halte alun-alun Bangkalan. Mamak tengok jam, pukul 8 lewat sedikit. Ternyata jemputan belum sampai, jadi Mamak mesti menunggu.
Setelah sekitar 10 menit menunggu, akhirnya jemputan datang. Lanjut perjalanan mengarah ke utara, sekitar 30 menit, sampailah di SMKN 1 Arosbaya.
Kegiatan Evaluasi Pembelajaran TEFA
Sampai sekolah, turun dari kendaraan langsung diarahkan untuk menuju ruang workshop. Semua peserta sudah hadir, ada juga narasumber dari industri, tinggal menunggu Mamak saja. Duh, jadi merasa nggak enak karena ditungguin banyak orang.
Setelah melihat Mamak meletakkan tas, pembawa acara segera memposisikan diri untuk mulai acara pembukaan. Serangkaian acara pembukaan, dilanjutkan kegiatan inti, yaitu evaluasi pelaksanaan TEFA. Pihak sekolah mempresentasikan apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun 2025 berkaitan dengan pelaksanaan TEFA.
Untuk pembelajaran TEFA, SMKN 1 Arosbaya bermitra dengan industri, yaitu PT. Membawa Banyak Keberkahan di Sidoarjo yang memproduksi olahan frozen food berbahan hasil laut. Beberapa guru sudah melakukan magang industri, bahkan memperoleh sertifikasi untuk pengolahan hasil pertanian.
Mereka juga memperlihatkan beberapa video yang menunjukkan kegiatan TEFA dan proses produksi olahan hasil laut. Menceritakan bagaimana perbandingan kondisi ruang kelas, laboratorium, ruang produksi dan juga peralatan sebelum dan setelah memperoleh bantuan dari pemerintah. Senang melihat bagaimana bantuan itu tepat sasaran, anak-anak jadi lebih semangat belajar karena ruangan nyaman dan peralatan lengkap.
Arassah, Olahan Hasil Laut Produk TEFA SMKN 1 Arosbaya
Peserta yang hadir juga ditunjukkan, bahkan dipersilakan mencicipi beberapa camilan yang dihasilkan dari proses pembelajaran TEFA, yaitu olahan hasil laut, yang diberi merk Arassah. Arassah, bahasa Madura yang artinya merasa.
Produknya ada abon ikan tuna, rangginang kepiting, bakso ikan, bakso udang, dimsum udang, dimsum ayam, dan beberapa jenis camilan lainnya. Terhidang di depan mata, Mamak yang emang belum sarapan pun langsung deh mencicipi beberapa camilannya.
Setelah mencicipi, favorit Mamak adalah rengginang kepitingnya. Dan ternyata, menurut info dari pihak sekolah, rengginang ini juga yang paling laris di pesan oleh konsumen.
Kenapa mereka fokus di pengolahan hasil laut?
Karena memang posisinya dekat dengan laut, bahkan orang tua siswa kebanyakan adalah nelayan. Jadi bahan bakunya mudah untuk didapatkan, dan harganya pasti murah. Mereka ingin meningkatkan harga jual hasil laut, juga membuat hasil laut lebih tahan lama untuk dapat di konsumsi. Tapi karena institusi pendidikan, tentu saja fokus utamanya adalah di proses pembelajaran. Bagaimana mengasah hard skill dan soft skill para siswa. Mulai dari memilih bahan baku, mengolah, mengemas menentukan harga jual, hingga memasarkan.
Setelah sesi presentasi, melihat kemasan dan mencicipi rasa produk Arassah, dilanjutkan dengan tanggapan dari Mamak dan juga pihak insdustri. Beberapa tanggapannya antara lain.
- Harus memperhatikan kualitas, karena untuk rengginang ada yang digoreng mengembang sempurna, ada juga yang bantat.
- Perlu ada pencantuman informasi berat bersih produk dan juga tanggal kadaluwarsa di kemasan
- Lebih menonjolkan nama Arassah di kemasan dibandingkan nama SMK. Jadi di kemasannya tuh brand nama SMK tulisannya lebih besar dan mendominasi dibandingkan nama produknya, yaitu Arassah.
- Harganya masih lebih tinggi dibandingkan produk massal dari perusahaan besar yang beredar di Bangkalan. Dari pihak industri mengatakan bahwa kemasan produk Arassah ini emang premium sih, dan karena jumlah pesanan kemasannya sedikit, jadinya lebih mahal. Mahalnya harga kemasan, akhirnya mempengaruhi juga harga jualnya.
- Ada katalog produk, tapi tak ada informasi kontak person yang dapat dihubungi di katalog tersebut.
Selain beberapa masukan itu, kami juga mendiskusikan bagaimana pemasarannya. Pemasaran digital sudah mereka lakukan, mengikuti pameran di lingkup kabupaten Bangkalan juga sudah. Jadi sebenarnya untuk di lingkungan dinas pendidikan, ataupun dinas lain di wilayah Bangkalan, sudah mengenal nama Arassah dari SMKN 1 Arosbaya ini.
Semoga setelah kegiatan evaluasi ini, dan beberapa saran perbaikan dilakukan, produk Arassah akan makin di kenal masyarakat. Walau sekali lagi, keuntungan bukan menjadi tujuan utama, karena yang paling penting dari pembelajaran TEFA adalah siswa mengenali, belajar dan menerapkan bagaimana produksi seperti skala industri.
