P5 Tema Bhinneka Tunggal Ika; Mengenal Prosesi Pernikahan Adat

prosesi pernikahan adat

Peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, menyatakan bahwa struktur kurikulum memuat intrakurikuler dan kokurikuler, serta dapat memuat ekstrakurikuler sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. 

Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan intrakurikuler dalam rangka pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Kegiatan kokurikuler tersebut paling sedikit dilaksanakan dalam bentuk projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). 

P5 merupakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, yang bertujuan mendekatkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, oleh karena itu pelaksanaannya harus kontekstual dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya satuan pendidikan dan peserta didik.  

Tema Bhinneka Tunggal Ika

Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila yang diimplementasikan di satuan pendidikan. Ada empat pilihan tema untuk jenjang PAUD, enam untuk jenjang SD, tujuh untuk SMP, dan delapan untuk SMA/SMK dan sederajat.

Bhinneka tunggal ika, adalah salah satu tema yang dapat dipilih untuk jenjang SD, SMP, SMA dan yang sederajat. Tujuan dari tema ini adalah agar siswa memahami dan mempromosikan budaya perdamaian, menjunjung kemanusiaan, dan anti kekerasan. Siswa diharapkan belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Tema ini mengajak siswa untuk memahami perspektif dari berbagai agama, kepercayaan, suku, dan etnis secara kritis dan reflektif, menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap konflik dan kekerasan yang terjadi. 

Salah satu topik pembelajaran yang dapat diberikan pada para siswa, jika sekolah memilih tema ini adalah mengenal bermacam-macam prosesi pernikahan adat. Tujuannya adalah agar siswa memahami bahwa setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri dalam menyelenggarakan pernikahan, dan bisa menghormati kekhasan tersebut.

Sebagai referensi, kali ini Mamak akan menuliskan bagaimana prosesi pernikahan adat beberapa daerah yang ada di Indonesia.

Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan adat Jawa adalah salah satu tradisi yang kaya akan simbolisme dan penuh dengan nilai-nilai budaya. Setiap tahap dalam prosesi pernikahan ini memiliki makna mendalam yang mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Jawa.

Pengantin pernikahan adat jawa
Pengantin adat Jawa (sumber gambar canva.com)

Pulau Jawa sendiri terdiri dari lima propinsi, masing-masing memiliki kekhasan juga dalam prosesi pernikahan adatnya. Karena Mamak berasal dari Jawa Tengah, jadi yang Mamak tuliskan di sini mengacu pada pernikahan adat di Jawa Tengah ya.

1. Nontoni

Prosesi ini adalah tahapan awal sebelum pernikahan, di mana keluarga calon mempelai pria datang ke rumah calon mempelai wanita untuk “menonton” atau melihat langsung calon pengantin wanita. Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memastikan bahwa calon pengantin wanita sesuai dengan harapan keluarga calon pengantin pria.

2. Lamaran (Nglamar)

Setelah acara nontoni, jika keluarga pria merasa cocok, maka dilanjutkan dengan prosesi lamaran. Dalam acara lamaran, keluarga mempelai pria datang untuk meminta restu dan meminang calon mempelai wanita. Pada acara ini, keluarga mempelai pria biasanya membawa seserahan yang terdiri dari makanan, pakaian, dan perlengkapan lainnya sebagai simbol kesungguhan mereka.

3. Siraman

Siraman adalah prosesi pembersihan diri yang dilakukan sehari sebelum akad nikah. Upacara ini dilakukan di rumah masing-masing pengantin dengan tujuan untuk menyucikan diri secara lahir dan batin. Siraman biasanya dilakukan oleh orang tua dan kerabat dekat dengan air yang telah diberi kembang tujuh rupa.

4. Midodareni

Midodareni dilakukan pada malam sebelum hari pernikahan. Dalam prosesi ini, calon pengantin wanita dipingit di dalam kamar dan tidak diperbolehkan bertemu calon pengantin pria. Calon mempelai wanita akan ditemani oleh ibu dan kerabat terdekat untuk memberikan wejangan tentang kehidupan pernikahan. Pada saat yang sama, calon mempelai pria datang ke rumah calon mempelai wanita untuk “mendatangi” tetapi hanya berada di ruang tamu sebagai bentuk penghormatan.

5. Ijab Kabul

Ini adalah inti dari prosesi pernikahan, di mana akad nikah dilakukan. Dalam adat Jawa, ijab kabul biasanya dilaksanakan di rumah mempelai wanita. Prosesi ini dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan tamu undangan. Dalam prosesi ini, calon mempelai pria akan mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu, dan pernikahan pun resmi setelah wali nikah dan saksi menyatakan sah.

6. Panggih

Panggih adalah prosesi yang dilakukan setelah ijab kabul. Ini adalah momen di mana kedua mempelai bertemu secara resmi sebagai pasangan suami istri. Adapun susunan acara pernikahan adat Jawa dalam tradisi panggih adalah balangan gantal (melempar daun sirih), wijikan (mencuci kaki), dan dahar klimah (makan bersama). Prosesi ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai seperti kesucian, kesetiaan, penghormatan, dan tanggung jawab. 

Prosesi wijikan dalam pernikahan adat jawa
Prosesi wijikan (sumber gambar canva.com)

7. Sungkeman

Sungkeman merupakan prosesi penghormatan dari kedua mempelai kepada orang tua masing-masing. Mereka berlutut di hadapan orang tua sebagai tanda bakti dan mohon restu untuk memulai kehidupan rumah tangga yang baru. Momen ini sering kali menjadi saat yang sangat emosional dan khidmat.

8. Resepsi

Setelah semua prosesi adat selesai, acara resepsi diadakan sebagai perayaan pernikahan. Ini adalah momen di mana pasangan suami istri memperkenalkan diri mereka sebagai pasangan kepada keluarga besar dan teman-teman. Resepsi sering kali dilangsungkan dengan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti tari Jawa dan gamelan.

Prosesi Pernikahan Adat Bali

Pernikahan adat Bali sarat dengan nilai-nilai spiritual dan budaya. Setiap tahapan dalam prosesi pernikahan adat Bali memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan kehidupan berumah tangga dan keseimbangan alam semesta. 

Pengantin adat Bali
Pengantin adat Bali (sumber gambar canva.com)

Berikut adalah tahapan prosesi pernikahan adat Bali yang umumnya dilaksanakan:

1. Ngekeb

Ngekeb adalah tahap pertama dalam prosesi pernikahan adat Bali, di mana calon mempelai wanita menjalani upacara penyucian diri. Dalam upacara ini, calon mempelai wanita akan diberi lulur dengan ramuan tradisional dan kemudian dirias. Ngekeb bertujuan untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual, serta menyiapkan calon mempelai wanita untuk memasuki fase kehidupan baru sebagai seorang istri.

2. Mungkah Lawang

Setelah proses ngekeb, calon mempelai pria datang ke rumah calon mempelai wanita dalam prosesi yang disebut mungkah lawang, yang berarti “membuka pintu.” Dalam upacara ini, calon mempelai pria secara simbolis “menjemput” calon mempelai wanita. Pintu rumah calon mempelai wanita akan dibuka oleh calon mempelai pria, yang melambangkan kesiapan mereka untuk memulai kehidupan bersama.

3. Madengen-dengen

Madengen-dengen adalah upacara di mana kedua mempelai memohon restu kepada leluhur mereka melalui pemujaan kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan roh-roh leluhur. Dalam prosesi ini, sesajen dipersembahkan di pura keluarga, diiringi dengan doa-doa untuk memohon perlindungan dan berkat bagi kehidupan pernikahan yang akan mereka jalani.

4. Mekala-kalaan

Prosesi ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam pernikahan adat Bali. Mekala-kalaan adalah upacara penyucian yang dilakukan untuk kedua mempelai sebelum mereka resmi menjadi suami istri. Dalam upacara ini, dilakukan pemotongan ayam putih (atau simbolis lainnya) sebagai bentuk pengorbanan dan perlambang dari penyucian diri kedua mempelai dari pengaruh negatif atau hal-hal yang tidak baik.

5. Mesegeh Agung

Mesegeh Agung adalah upacara yang dilaksanakan setelah mekala-kalaan. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan lingkungan sekitar dan menetralisir energi-energi negatif yang mungkin ada. Sesajen ditempatkan di berbagai sudut rumah dan halaman, diiringi doa-doa agar kehidupan baru yang akan dijalani oleh pasangan pengantin selalu diberkahi.

6. Ngabe Tipat Bantal

Ngabe Tipat Bantal adalah simbol dari harapan agar pasangan suami istri mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Dalam prosesi ini, kedua mempelai saling melempar tipat (ketupat) dan bantal (makanan khas Bali yang terbuat dari beras). Upacara ini melambangkan persatuan dan keharmonisan antara suami dan istri dalam membangun keluarga yang sejahtera.

7. Pawiwahan

Pawiwahan adalah upacara resmi di mana kedua mempelai dinyatakan sah sebagai suami istri. Upacara ini biasanya diadakan di pura atau di rumah mempelai pria. Prosesi pawiwahan melibatkan berbagai tahapan doa dan persembahan untuk memohon berkat dari Sang Hyang Widhi Wasa dan para leluhur agar pernikahan yang mereka jalani selalu diridhoi dan diberkahi.

8. Mapinton

Mapinton adalah upacara di mana pasangan yang baru menikah diperkenalkan kepada masyarakat sebagai suami istri yang sah. Upacara ini biasanya dilakukan dengan menghadirkan kedua mempelai dalam suatu acara adat yang dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan tetangga. Mapinton menandai bahwa pasangan tersebut telah memasuki kehidupan baru dan siap menjalani tanggung jawab sebagai anggota masyarakat yang baru.

Pernikahan Adat Lampung

Masyarakat Lampung memiliki berbagai tahapan dalam prosesi pernikahan yang masing-masing memiliki makna filosofis dan simbolis yang mendalam. Melalui rangkaian prosesi ini, masyarakat Lampung tidak hanya melestarikan warisan budaya mereka, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan yang penting dalam membangun keluarga yang harmonis dan sejahtera.

Pengantin adat Lampung
Pengantin adat Lampung (sumber gambar tokopedia.com)

Berikut adalah urutan prosesi pernikahan adat Lampung yang umumnya dilaksanakan:

1. Ngebet Batu

Ngebet Batu merupakan tahap awal dalam prosesi pernikahan adat Lampung, di mana pihak keluarga calon mempelai pria datang ke rumah calon mempelai wanita untuk melakukan penjajakan. Pada tahapan ini, keluarga pria mengunjungi keluarga wanita untuk memperkenalkan diri dan mengutarakan niat melamar. Jika lamaran diterima, maka kedua keluarga akan melanjutkan ke tahap selanjutnya.

2. Menyumbung

Menyumbung adalah proses lamaran resmi dari pihak keluarga pria kepada keluarga wanita. Pada tahap ini, keluarga pria membawa berbagai hantaran sebagai tanda keseriusan untuk meminang calon mempelai wanita. Hantaran tersebut biasanya terdiri dari barang-barang seperti makanan, pakaian, dan perhiasan. Prosesi ini biasanya diiringi dengan diskusi mengenai mas kawin dan persiapan pernikahan.

3. Betunang

Betunang atau pertunangan adalah tahap berikutnya setelah lamaran diterima. Dalam prosesi ini, kedua keluarga berkumpul untuk mengikat janji bahwa calon mempelai pria dan wanita akan menikah. Pada acara ini, biasanya disepakati juga tentang tanggal pernikahan dan persiapan lainnya. Pertunangan ini adalah bentuk pengikat awal sebelum memasuki tahap pernikahan yang sebenarnya.

4. Ngekhawen

Ngekhawen adalah puncak dari prosesi pernikahan adat Lampung, di mana akad nikah atau upacara pernikahan dilaksanakan. Prosesi ini biasanya dilakukan di rumah calon mempelai wanita dan disaksikan oleh keluarga besar serta kerabat. Akad nikah ini dilakukan dengan tata cara Islam, sesuai dengan mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat Lampung. Setelah akad nikah, kedua mempelai dianggap sah sebagai suami istri.

5. Cangget Agung

Cangget Agung adalah prosesi adat yang dilakukan setelah akad nikah, sebagai perayaan resmi dari pernikahan tersebut. Upacara ini melibatkan tari-tarian tradisional Lampung, seperti Tari Cangget, yang biasanya dilakukan oleh para pemuda dan pemudi setempat. Cangget Agung tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan kepada kedua mempelai dan keluarga mereka.

6. Manjau dan Nguruk

Manjau adalah prosesi di mana kedua mempelai melakukan kunjungan atau silaturahmi ke rumah sanak saudara dan tetangga sebagai bentuk perkenalan resmi sebagai pasangan suami istri. Setelah manjau, dilanjutkan dengan prosesi nguruk, yaitu kunjungan ke makam leluhur untuk memanjatkan doa sebagai bentuk penghormatan dan memohon restu agar pernikahan mereka diberkahi.

7. Ngidang

Ngidang adalah prosesi di mana keluarga mempelai wanita memberikan hantaran berupa makanan kepada keluarga mempelai pria. Hantaran ini sebagai simbol penghormatan dan tanda bahwa mempelai wanita telah resmi menjadi bagian dari keluarga mempelai pria. Ngidang biasanya dilakukan sehari setelah pernikahan sebagai penutup rangkaian prosesi adat.

Membeli Pernak Pernik Kebutuhan Pernikahan di Tokopedia

Biasanya kegiatan P5 diikuti dengan perayaan. Dalam kegiatan perayaan P5 tema bhinneka tunggal ika dengan topik prosesi pernikahan adat di berbagai daerah, tentu saja dibutuhkan pernak pernik. Mulai dari baju pengantin, hingga keperluan untuk rangkaian prosesinya.

Ternyata pernak pernik untuk upacara pernikahan adat pun bisa dibeli secara online di Tokopedia lho, bahkan baju pengantin pun ada.

Aneka kebutuhan pengantin adat jawa
Aneka kebutuhan pengantin adat jawa (sumber gambar tokopedia.com)

Tokopedia adalah salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, yang telah mengubah cara orang berbelanja secara online di tanah air.

Tokopedia bukan hanya sekadar platform e-commerce, melainkan juga simbol transformasi digital di Indonesia. Dengan perjalanan panjang yang penuh tantangan, Tokopedia telah tumbuh dari startup kecil menjadi raksasa teknologi yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh negeri.

27 Comments

  1. Saya orang Jawa yang lahir dan besar di Sumatera ada beberapa prosesi yang tidak dilakukan seperti siraman dan midodaremi.
    Dan panggih kalau di Sumut disebutnya “nemo’kan” kalau diartikan “dipertemukan” .
    Lalu ada pula dilakukan prosesi tepung tawar (menaburkan bunga) ke pengantin…
    Selalu seneng kalau menyaksikan prosesi adat.

  2. Aku pernah mengikuti prosesi adat pernikahan jawa yang di dalamnya ada midodaremi. Seru dan menarik banget untuk diperhatikan, hanya saja waktu itu aku masih kecil jadi gak terlalu paham maknanya.

  3. prosesi adat pernikahan setiap daerah memang berbeda-beda. makanya kalau ada dua orang yang menikah berlainan suku, maka biasanya pestanya 2 kali juga. Dan inilah Bhineka Tunggal Ika.

  4. Fenni Bungsu

    Istilah-istilah penyebutannya disesuaikan dengan kebudayaan setempat, tetapi maknanya hampir sama. Seneng dengan keanekaragaman budaya adat pernikahan seperti ini, memang kaya ya kebudayaan kita

  5. Tradisi dan budaya pernikahan satu daerah dengan daerah lain banyak berbeda, sungguh senang banget saya melihatnya.
    Padahal kita masih satu di Indonesia ya.
    P5 tentang Bhineka Tunggal Ika di sekolah anak saya udah dilakukan. Sayang saya jadi gak memantau detail
    Padahal pasti seru ya…

  6. Unik ya kak..ada budaya pas nihahan itu aku adat Bali dan Lampung belum pernah lihat secara langsung kemarin sekilas pas Mahalini aja tuh yg Bali, perlu bngt dilestarikan ya

  7. Wah lengkap banget Mbak
    Sayangnya, demi kepraktisan dan menekan biaya, anak-anak saya gak menggelar prosesi adat Jawa lengkap, cuma lamaran, ijab kabul dan resepsi

    Padahal dulu saya lumayan lengkap lho. Bahkan ada upacara langkahan, karena saya ngelangkahin kakak sulung yang gak menikah sampai sekarang

  8. Menarik dan seru ya mbak, penerapan P5 tema bhineka tunggal ika, dan anak-anak belajar prosesi pernikahan adat pasti menuai kesan menarik. Misal saya yang jadi muridnya, pasti banyak hal baru yang di dapat. ternyata banyak prosesi adat dari setiap daerah yang unik untuk diketahui

  9. MashaAllaa~
    Terkagum-kagum dengan risetnya ka Nanik mengenai tradisi pernikahan adat di Indonesia. Impian banget bisa menikahkan ananda dengan baik dan semoga Allah berkahi dari awal perkenalan hingga mengantarkan ke jenjang berumahtangga.

    Aku dulu menjalani prosesi adat Jawa.
    Dan kata Bapak ((karena aku anak perempuan satu-satunya, jadi tradisinya panjaang, lebih panjang dari pas nikahin anak cowo)) berasa “main-main”.

    Indah sekali kalau dikenang kembali.

  10. Wah jadi tercerahkan nih saya dengan prosesi adat pernikahan gini. Seru dan berasa kaya banget ya Indonesia dengan Budaya ini

  11. Iya anakku juga belajar ini
    Makanya nanya adat nikahan saya dulu dan ayahnya yang beda suku
    Pas diceritakan selalu gampang membedakan budaya Jawa sama budaya Bugis Makassar

  12. aku baru tahu kalau ada tradisi nontoni di Jawa. menarik banget ya mengenal prosesi pernikahan adat daerah lain.

  13. Mpo asal campuran jadi ada Jawa juga. Sepupu mpo menikah pakai baju Jogya padahal asli Semarang. Seru prosesi adat dan nikahannya

  14. Wow… Sebanyak itu ya Mak langkah menjadi satu keluarga di adat Jawa. Aku kurang paham soal beginian. Hehe…

  15. Wah belum lama ini diskusi sama anak-anak soal P5, jujurly aku blom familiar dengan mata pelajaran ini. Yang ternyata beda beda tipis sm pelajaran PMP zaman SD dulu atau berkembang jd PPKN itu

  16. Wah pantes mbak waktu itu anakku di SMA juga ada seperti penialian prosesi pernikahan adat, di kelasnya ambil adat Sunda. Bagus juga sih sekaligus mengenalkan kebudayaan ya. Untungnya kalau butuh pernak pernik perlengkapan adat udah ada di Tokopedoa

  17. Pelajaran P5 yang memuat banyak muatan lokal agar anak-anak sekarang tetap menjaga perdamaian dengan segala perbedaan suku, adat, budaya dan bahasa. Dengan memahami maksud pembelajaran tersebut, semoga Bhinneka tunggal ika tetap jaya jaya jaya.

  18. Untuk prosesi tiap tiap daerah sebenarnya ga jauh beda tapi bahasannya atau istilahnya aja yang beda. Yang kentara jelas beda sih bajunya, semua bagus punya ciri khas, pesona dan keunikan tersendiri

  19. Tiap daerah punya tradisi yang berbeda dalam upacara adat pernikahan. Selalu ada pesan2 simbolis dalam ritualnya. Anak muda tetap harus paham nih agar tidak meninggalkan adat istiadat masing2.

  20. wah banyak banget pastinya ya, mbak prosesi pernikahan adat di Indonesia karena negara kita terdiri dari banyak banget suku. jujur aku yang orang banjar aja nggak hafal sama prosesi adat dan waktu nikah kemarin juga nggak terlalu mengikuti adat banjar

  21. Aku dulu menikah dengan menggunakan adat Jawa, karena memang keluarga papa dan mamaku masih kental sekali adat Jawanya. Namun aku berasa panjang banget ya rangkaian acara, tapi pas dijalani seru dan jadi tau juga step by stepnya. Selain itu juga jadi cerita saat sama teman-teman dan keluarga.

  22. Aku nikah pakai adat Jawa mbak . Tapi gak pakai nontoni,siraman dan midodareni.

  23. Tokopedia ngerti banget era digital seperti ini ingin memudahkan calon pengantin dari gen z yang ingin praktisnya aja ngurus pernikahan. Baju pernikahan sampai pernik acara pun lengkap banget ya

  24. Indonesia kaya akan adat istiadat ya
    Banyaknya suku membuat adat pernikahan pun beragam
    Generasi muda wajib tahu ini ya mbak

  25. Belanja di Tokopedia tu memang aman, nyaman dan lengkap banget pastinya. Gak cuma barang kebutuhan sehari-hari bahkan perlengkapan pernikahan juga ada. Banyak diskon dong yang pasti

  26. Kaya banget ya budaya dan adat istiadat tiap suku di Indonesia, bahkan prosesi pernikahan juga berbeda setiap daerah…P5 SMA ada prosesi pernikahan adat ya..

  27. Wah ada juga ya tema P5 yang ini. Aku belom nemu nih. Seru ya tema tentang nikah adat ini. Jadi tahu deh nikah ada dari berbagai daerah. Aku sendiri cuma tahunya adat sunda sama adat jawa aja. Soalnya cuma baru lihat itu aja. Nanti bakalan ketemu nih sama tema ini. Seruuuu…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *