SehatQ Memandu Diriku dalam Program Menuju Berat Badan Ideal

program menuju berat badan ideal

Kawah Ijen, sudah lama sekali Mamak pengen ke sana, penasaran pengen lihat blue fire yang ada di dasar kawahnya. Konon hanya ada 2 tempat di seluruh dunia ini yang terdapat fenomena blue fire ini, satu di Islandia dan satu lagi di kawah Ijen.

Akhirnya kesempatan itu datang juga. pertengahan Agustus 2022 Mamak ada tugas ke Bondowoso. Selesai menunaikan tugas, pihak tuan rumah mengajak untuk ke kawah Ijen. Mamak sih ayuk aja. Rejeki kan nggak boleh ditolak kan.

Perjalanan Menuju Kawah Ijen

Karena fenomena blue fire ini bisa ditemui di pagi hari menjelang matahari terbit, maka pukul 01.30 dini hari, kami berlima sudah berangkat dari penginapan yang ada di daerah Sempol, kawasan kaki gunung Ijen. Perjalanan menuju gerbang awal pendakian berliku dan menanjak tajam. Kata teman saya, besok saat turun akan kelihatan pemandangan yang bagus banget sepanjang perjalanan.

Pukul 02.15 kami sampai di kawasan parkir, sekaligus gerbang dimulainya jalur pendakian. Waktu kami berangkat tuh jalanan sepi, tapi ternyata di parkiran ini sudah banyak sekali mobil wisatawan yang terparkir. Ternyata banyak pengunjung yang datang dari arah Banyuwangi. Memang lebih banyak sih tempat wisata Banyuwangi di banding Bondowoso.

Setelah membayar tiket yang sudah kami pesan secara online, kami pun mulai menapak mendaki ke atas. berbekal lampu senter dan juga jaket tebal karena cuaca sangat dingin. Tak lupa sarung tangan membungkus kedua tangan Mamak.

Dengan penuh semangat, Mamak mendaki. Pos 1 terlewati dengan lancar karena jalanan masih landai. Menuju Pos 2, tanjakan mulai tajam, Mamak pun mulai terengah-engah. Sebentar-sebentar berhenti untuk mengatur nafas. Dada rasanya penuh, nggak enak banget. Mamak lalu minum air mineral, dan tak lama setelah minum, dada rasanya makin sesak, perut pun mual. Tapi Mamak tak ingin menyerah, tetap berusaha melangkah, berjalan kaki kembali menapak jalur pendakian. Hingga di satu titik, Mamak merasa tak kuat menahan mual, lalu muntah.

Setelah muntah, mual pun hilang. Dada terasa longgar dan bisa bernafas dengan normal. Mamak pun memutuskan untuk melangkah lagi hingga sampai pos 2.

Istirahat sejenak di Pos 2, lalu kami mulai melanjutkan pendakian lagi. Istirahatnya memang tak boleh lama-lama, karena kalau terlalu lama berdiam diri, rasa dinginnya akan makin terasa. Jadi tubuh sebaiknya terus bergerak, agar badan terasa hangat.

Terpaksa Menyerah

Dari pos 2 menuju Pos 3, perjalanan makin susah, karena tanjakannya makin tajam. Bayangkan aja garis yang membentuk sudut 60-70 derajat dari garis mendatar, itulah tanjakan yang harus kami lalui. Dua teman Mamak sudah jalan duluan. Sementara Mamak harus sering berhenti untuk mengatur nafas.

Dada Mamak rasanya sesak lagi, kepala pun mulai terasa berat. Mulai timbul ragu, mau terus atau kembali saja.

Tuan rumah yang menemani Mamak menyarankan jika memang tak mampu jangan di paksa. Apalagi setelah sampai di pos 3, Mamak kembali muntah. Dan setelah muntah pun, dada rasanya masih penuh, kepala sakit. Hati berdebar bukan karena sedang bersama orang yang dicinta, tapi karena menimbang mau terus maju atau putar balik saja.

Setelah menimbang, kondisi tubuh yang tidak fit, dada yang terus terasa sesak, Mamak pun memutuskan untuk menyerah. Apalagi siang harinya Mamak masih harus menempuh perjalanan Bondowoso-Malang, jadi energinya tak boleh dihabiskan di sini.

Dua kali muntah dan dada yang terus terasa sesak membuat Mamak memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan mendaki hingga sampai puncak. Mamak berbalik arah, kembali turun ke area parkir.

Selanjutnya Mamak mengirim kabar melalui ponsel pada dua teman yang sudah berada di depan, entah sampai di pos berapa mereka saat itu. Mamak meminta mereka untuk terus melangkah menanjak naik, sementara Mamak harus berbalik arah karena kondisi tubuh tak memungkinkan untuk terus dipaksa mendaki.

Perjalanan turun terasa lebih mudah, walau tetap sesekali Mamak harus berhenti untuk mengatur nafas. Bahkan sampai terpeleset sekali hingga jatuh terduduk, karena menginjak bebatuan kecil. Alhamdulillah tak ada lecet ataupun cidera, dan tak butuh waktu lama Mamak bisa berdiri dan berjalan lagi.

Instropeksi Diri

Sampai di area parkir, kami lalu menuju ke salah satu warung. Mamak memesan teh tawar panas, berharap setelah meminum teh panas, kondisi badan Mamak makin membaik.

Sambil menikmati segelas besar teh panas, Mamak pun berselancar ke dunia maya menggunakan handphone. Mencari penyebab kenapa tadi saat mendaki dada rasanya sesak sekali.

Mamak sadar sih, kalau selama ini jarang olahraga, bisa jadi karena faktor usia juga, atau karena selama pandemi kemarin kerjaannya ngunyah terus sehingga berat badan pun meningkat tajam. Jadi pengen ngecek nih bagaimana kondisi body mass index Mamak.

Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai ukur yang didapat dari perhitungan berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui kategori proporsi tubuh seseorang.

Terdapat lima kategori BMI, yaitu Underweight (Kurus), Normal, Overweight (Kelebihan berat badan), Obese I (Obesitas I), dan Obese II (Obesitas II).

Beruntung di SehatQ ada fitur kalkulator BMI yang bisa saya gunakan untuk mengetahui berapa nilai BMI Mamak. Cukup dengan mengisikan data jenis kelamin, usia, berat dan tinggi badan setelah itu bisa ketahuan deh nilai BMI kita.

kalkulator BMI SehatQ
Kalkulator BMI di SehatQ

Dari hasil perhitungan kalkulator BMI di SehatQ, ternyata Mamak ini obesitas! Emang sih, Mamak rasakan tubuh tuh sering terasa tak nyaman dan gampang capek kalau beraktivitas fisik. Kaki pun lebih sering terasa pegal, padahal jalan kaki juga nggak terlalu jauh. Fix, Mamak harus mulai program menuju berat badan ideal nih.

Program Menuju Berat Badan Ideal

Setelah ketahuan kalau Mamak ini dari perhitungan kalkulator BMI ternyata obesitas level 1, maka Mamak pun mulai mencari referensi di SehatQ bagaimana cara supaya bisa mencapai berat badan ideal.

Menurut salah satu artikel yang ada di SehatQ, berat badan ideal didapatkan bukan hanya melalui diet porsi makan, melainkan juga mengubah kebiasaan secara keseluruhan. Ada beberapa cara mendapatkan berat badan ideal yang bisa dicoba di rumah:

1. Olahraga

Tak perlu berolahraga berat, jalan kaki pun sudah dapat dikatakan sebagai olahraga. Namun jika ingin membentuk massa otot, sebaiknya memilih intensitas olahraga yang lebih tinggi seperti mengangkat beban.

2. Perhatikan asupan

Mulailah untuk menghindari makanan tinggi kalori, seperti soda, makanan yang banyak mengandung gula, dan juga fast food. Ubahlah kebiasaan tersebut dengan perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan serta makanan tinggi serat lainnya.

Itu dua rekomendasi berdasarkan artikel yang ada di SehatQ. Tapi supaya lebih yakin, nggak ada salahnya konsultasi dulu sama ahlinya, yaitu para dokter, supaya nggak salah dietnya. Jangan sampai maunya mencapai berat badan ideal, eh malah jatuh sakit karena pola diet yang tidak tepat.

Dokternya juga sebaiknya sih dokter spesialis gizi, jadi pengaturan pola makan kita bisa jadi lebih tepat, menyesuaikan dengan kondisi tubuh/kesehatan dan juga aktivitas kita. Cari dokter spesialisnya juga nggak perlu repot mengunjungi rumah sakit, cukup dari rumah saja. Kok bisa?

Bisa dong!

Jadi setelah Mamak mengecek nilai BMI, ada rekomendasi dokter spesialis gizi yang bisa Mamak kontak jika ingin berkonsultasi. Dokternya juga sudah punya pengalaman praktek di rumah sakit besar selama bertahun-tahun.

dokter spesialis gizi
Dokter Spesialis Gizi di SehatQ

Program menuju berat badan ideal ini nggak bisa instan ya, butuh waktu lama dan konsistensi untuk menerapkan pola hidup sehat dan juga rutin berolahraga. Harapan Mamak sih dalam satu tahun ke depan, Mamak sudah bisa mencapai berat badan ideal. Setelah itu bisa membayar hutang, mendaki hingga puncak Ijen

32 Comments

  1. Wihh kyknya daku pun perlu ikuti jejakmu mbaaaa
    Pengin sehat sentosa euyy
    Mauuu ikut program iniii

    • Jujur, ngomongin soal berat badan ideal, bikin menarik nafas dalam-dalam, hehe.
      Point nomor 1 dan 2 itu berat bagiku. Tapi bismillah, semoga kemageran ini lekas berlalu. Makasih pengingatnya, Mbak.

  2. aku pengen banget BB normal lagi agar enggak mudah capek, sejak pandemi sempat naik banyaaak banget. SehatQ bisa menjadi panduan ya biar tercapai BB idealnya.

  3. Berat badan aku makin lama semenjak pandemi makin menjulang aja.. ahaha. Ditambah emang rada jarang olahraga tapi malan aku dikit tetep aja naik. Herman aku. Ahaha. SehatQ bikin motivasi buat rajin olahraga untuk diet makin kenceng nih

  4. waaa….mau coba ah
    walau tau sih, jawabannya pasti gak bagus 😀
    Btw SehatQ sangat membantu di masa pandemi kemarin
    mendapat pencerahan dan solusi membeli obat untuk kakak yang sakit di luar kota

  5. Mbak akupun sudah tergolong obesitas nih, artikel ini beneran pas deh buat Aku yang masih slalu berfikir diet besok-besok terus entah kapan mulainya

  6. Meski besar keinginan, tapi kondisi tidak memungkinkan, sebaiknya memang tidak boleh memaksakan ya. Sering kalau saya sedang mendaki gunung, banyak teman satu tim atau teman seperjalanan yg memaksa diri untuk sampai puncak. padahal keadaannya sudah tidak mampu. Akhirnya jadi “beban” temannya. Menggendong, membawakan peralatannya, dll.
    Hanya karena nafsu dan gengsi akhirnya semua celaka.
    Nah, saya salut dengan pemikiran Mamak. Yg segera introspeksi dan memperbaiki semuanya… Mamak teladan 🙂

    • Aaah…bener bangeet ini. Dalam angan2, aku pengen suatu saat naik gunung lagi. Tapi lihat fisik sekarang, kayaknya uda beraaat gini..(beneran berat karena sejak pandemi timbangan geser dr kepala 5 ke kepala 6). Kalo suatu hari ada kesempatan tracking lagi, benerap harus persiapan fisik deh…

      Mb Nanik thanks ulasan sehatQ-nya

  7. Fenni Bungsu

    Menjaga berat badan sebagai bagian dari jaga kesehatan juga ya kak.
    Apalagi memang pengaruhnya ke tubuh berdampak juga.
    Pengen ceki-ceki kalkulator nya juga nih

  8. Aku juga nyerah kalau hiking, kak..
    Dulu pernah nyobain ke Tangkuban Prahu (hahaha, jangan diketawain yaa…), butuh waktu seminggu buat recovery kaki yang berkonde.
    Wah..
    memang kudu banget terus memantau BB berdasarkan BMI, tetap makan sehat dan berolahraga yang rutin.

  9. Aku pasti juga nyerah itu ga sampai puncak Ijen huhuhu…Berat badanku juga ga ideal ini Mbak. Mau cek BMI dan konsultasi ke SehatQ aja deh buat solusi
    Btw, semoga tercapai BB idealnya ya Mba sehingga bisa segera bayar hutang ke puncak Ijen ya

  10. Wah mendaki ternyata sampai mual dan dua kali muntah yah mbak, memang sebaiknya jangan memaksakan sih mungkin kondisinya lagi kurang fit.

    Aku juga harus mulai olahraga rutin lagi nih supaya sehat dan tubuh pun lebih ideal

    • Emang kudu banget jaga berat badan untuk mencapai intesitas yg ideal juga butuh konsisten
      Oh ternyata di sehatQ bisa cek juga dan ada kalkulator BMI juga

  11. Ha, menuju berat badan ideal. Rasanya aku ikutan kesentil nih. Abis melahirkan dua tahun lalu, saya kurang memperhatikan berat badan. Makin melebar.

    Kudu rajin olahraga nih. Sama buka sehatq biar dapat motivasi dan panduan menuju berat badan yang ideal.

  12. Pas banget buka blog ini aku temukan cara jitu memiliki berat badan ideal bersama SehatQ 🙂 Memang kudu niat dan melakukannya secara konsisten ya supaya hasilnya juga maksimal. Ada kalkulator BMI nih, mau coba ah.

  13. Mba Nanik kita selisih dikit tapi banyakan BB saya, memang udah masuk obesitas sih. Kalo nggak foto bareng teman yang langsing, saya suka nggak sadar kalo udah kegemukan, hahahaa.

    Olahraga sih iya tapi kurang konsisten, jadi nya ya gitu BB sulit turun. Tapi untuk makanan sejak lama udah mengurangi karbo. Ntar mau baca-baca lagi di SehatQ tips apa aja yang bisa dicontek untuk menurunkan BB

  14. wah mba kamu menginspirasi aku untuk lebih semangat menuju berat badan ideal meski dengan segala tantangan yang ada ya… pokoknya mah semangat

  15. Wohooo ternyata bener² kudu sehat dan setrooongg klo mau explore alam yg indahhh ya

    Baiklaaa aku jg mau healthy lifestyle

  16. Wah, bisa ya ikutan program menuju berat badan ideal bersama SehatQ ini
    Aku kok jadi pengen ikut juga

  17. Semangat mba menuju program berat badan ideal, pasti bisa asalkan konsisten dan selalu pantu perkembangannya dengan program sehatQ

  18. Setujuu makk rajin olah raga ringan bonus bb stabil normal.tp semua itu butuh kontinue bukan up.and down yaa…

    Alhamdulillah bb aku masih normal, memang usia spt aku 41 juga kudu ngurangi gula padahal aku suka kue2

  19. Barusan saya ngecek. Hasilnya kegemukan hahaha. Cuma diminta mengurangi 1 kg, sih. Tapi, saya pengennya turun 5 kiloan. Kayak sebelum pandemi. Biar berasa lebih enakan ke badan

  20. Baca ini cus ke SehatQ cari fitur kalkulator BMI yang bisa digunakan untuk mengetahui berapa nilai BMI. aku mau sehat juga dan idela berat badannya, semangat baca cerita Mba Nanik jadinya

  21. Jadi pengen ngecek juga nih apakah berat badanku dah ideal apa belum ya hihihi secara aku itu masih di bilang kurus, padahal aku ngerasa udah gemuk. Makasih rekomendasinya mbak.

  22. wah perlu dicoba juga nih..secara udah lama gak olahraga rutin..Kebayang kan gemana badanku haha..

  23. Kayanya aku juga gak kuat deh, kalau medannya berat seperti Kawah Ijen. Dan stamina yang baik memang yang rutin melakukan aktivitas seperti olahraga.
    Dan dengan selalu memberikan perhatian penuh pada tubuh, selain badan yang sehat juga produktivitas meningkat.

    • Wah, jadi merasa diingatkan. Saya juga jarang banget berolah raga ini. Padahal seharusnya dalam sehari kita melalukan aktivitas fisik 30 menit ya… Duh, harus segera berubah. Sebelum keluhan datang.

  24. SehatQ ini memang bisa diandalkan untuk apa aja ya mbak. Bisa untuk cari informasi tentang kesehatan, konsultasi dengan dokter, bahkan untuk jadi panduan pola hidup sehat. Beli obat pun bisa. Kudu punya deh semua orang akun SehatQ ini.

  25. Aku jadi pengen cobda deh SehatQ, berat badanku banyak yang bilang langsing tapi sesungguhnya aku masih kedodoran di perut. Mama anak 5 ini memang tantangan ngecilin perut

  26. Saya pikir di SehatQ tuh hanya memuat artikel-artikel kesehatan lho. Ternyata ada kalkulator BMI juga. Ini langsung akses SehatQ, penasaran pengen eksplor ada fitur-fitur apa aja yang saya belum tahu di sana.

    • Berat badan sy belum ideal nih kekurusan hehehe. Sekarang mudah ya via aplikasi udah bisa ikut program kesehatan

  27. Adriana Dian

    Kayanya aku mesti cobain kalkulator BMI di SehatQ juga deh, soalnya aku merasa kegendutaaaan. Huhuhuhu. Semoga bisa menuju berat badan ideal juga ah, biar makin sehat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *