Ketapang Indah Banyuwangi, Hotel dengan Akses Langsung ke Pantai

Hotel Ketapang Indah terletak di Jalan Gatot Subroto Km. 6, Lingkungan Tj. Klatak, Kec. Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur  Tak jauh dari pelabuhan penyeberangan Ketapang. Letaknya agak masuk, tidak persis di tepi jalan raya. Dari papan penunjuk di tepi jalan dan juga gerbang hotel, kita akan melewati area kebun kelapa sebelum sampai di lokasi parkir.

Setelah bus terparkir sempurna, satu persatu kami turun setelah dipanggil oleh panitia dan diberikan kunci kamar. Mamak ke Banyuwangi ini memang dalam rangka kegiatan kantor, bersama sekitar 100 pegawai lain. Pegal seharian duduk dalam bus, begitu turun langsung melakukan peregangan, sambil menikmati pemdangan pohon kelapa di mana-mana. Langsung ada yang nyanyi deh

Melambai-lambai nyiur di pantai
Berbisik-bisik raja klana
Memuja pulau nan indah permai
Tanah airku Indonesia

Rayuan Pulau Kelapa – Ismail Marzuki

Ratusan Pohon Kelapa di Area Terbuka

Kamar-kamar di hotel Ketapang Indah ini tidak berada dalam satu bangunan gedung, melainkan tersebar di gedung-gedung yang berbeda. Ada bangunan dua lantai untuk kamar-kamar, ada bangunan khusus paviliun juga yang cocok buat yang menginap bersama keluarga.

Mamak dapat kamar di gedung yang paling belakang, lumayan juga jalannya. Melalui jalan setapak beton dengan kanan kiri ada pohon kelapa, tanaman hias juga ada dan beberapa patung katak. Sayangnya saat membuka tirai jendela, dapatnya view perkampungan, tidak dapat view pantai.

Kalau bawa anak-anak ke sini, pasti bakal seneng banget mereka berlarian di area terbuka hijau. Rerumputan bersih dengan pohon kelapa dimana-mana dalam jarak tertentu.

Nggak takut kejatuhan buah kelapa?

Saat saya mendongak ke atas, memang tak banyak pohon kelapa yang berbuah, sepertinya memang sengaja buah-buah kelapa itu di petik sejak awal sebelum jadi, supaya tidak membahayakan para tamu yang menginap. Kalau ada pohon kelapa yang buahnya lebat, maka di dekatnya ada papan peringatan untuk berhati-hati saat melintas di bawahnya.

Sepanjang hari ngobrol di beberapa gazebo yang ada di area taman asyik juga. Sambil menikmati angin sepoi-sepoi, memandang sekitar yang hijau, bikin adem.

Kebetulan salah satu kegiatan kami di sini adalah outbond. Kalau di area pemadangan hijau dan sejuk gini, mau outbond seharian juga hayuk aja lah. Siapa takut!

Kolam renang untuk anak dan dewasa terpisah. Ada arena bermain juga di dekat kolam renang anak. Beberapa kursi juga disediakan, bisa buat duduk orang tua yang menunggui anak-anaknya berenang

Akses Langsung ke Pantai

Hotel Ketapang Indah ini memiliki akses langsung ke pantai. Terdapat pagar pembatas terbuat dari kayu diatas pondasi beton antara area pantai dan lingkungan hotel. Terdapat pintu di pagar pembatas itu yang dibuka mulai pukul 05.00 sampai 18.00 WIB. Paling enak pagi-pagi habis subuh ke sini, bisa duduk di bebatuan yang ada, sambil menunggu matahari terbit. Malah ada beberapa teman Mamak yang nyebur dan mandi di pantai juga.

Di areal pantai ini juga ada semacam dermaga, pengunjung bisa juga jalan di sepanjang jembatan menuju dermaga yang terbuat dari kayu. Kalau dari penampakannya sih, kayu-kayu ini sudah tua usianya, tapi masih kokoh walau tiangnya tiap hari diterpa ombak. Tak ada dinding pembatas di kanan kiri, jadi harus hati-hati. Lebarnya sekitar 1,5 jadi masih amanlah buat jalan berpapasan melintasi jembatan kayu ini.

Kalau nggak mau duduk di bebatuan atau di pasir, bisa juga duduk di ujung dermaga ini menunggu matahari terbit. Makin siang, makin banyak yang menuju ke dermaga ini untuk berfoto dan cuacanya juga makin panas. Jadi memang enaknya setelah subuh langsung menuju ke sini.

Ada yang unik di Hotel Ketapang Indah ini, karena berada di perbatasan zona waktu antara WIB dan WITA. Jadi saat di dermaga, saya tengok jam di hp Mamak sudah menunjukkan pukul 06.30, artinya mesti segera balik ke kamar, mandi dan siap-siap untuk sarapan dan berkegiatan.

Mamak pun dengan berat hati meninggalkan area pantai ini dan balik ke kamar. Sampai kamar segera memenuhi panggilan alam untuk membersihkan isi perut dan mandi. Selesai mandi dan bersiap, saya tengok jam kok baru jam 06 lewat sekian menit.

Masa tadi di dermaga saya salah lihat jam sih? Ah sudahlah, mungkin benar tadi saya salah. Daripada pusing, saya pun menuju Marlin resto untuk sarapan.

Saat di tempat makan dan ketemu teman-teman, ternyata mereka mengalami hal yang sama. Saya pun lalu buka hp dan lihat jam, lho sudah pukul 07.30, padahal tadi kan keluar kamar baru jam 6 lewat. Oh ternyata, baru sadarlah kami kalau berada di zona waktu berbeda.

Kuliner Lokal di Marlin Resto Hotel Ketapang Indah

Marlin resto, tempat para tamu sarapan berada tak jauh dari area pantai. Berseberangan dengan kolam renang. Jadi sebenarnya lebih praktis kalau pagi habis menantikan matahari terbit dan berjemur di pantai, langsung sarapan, baru ke kamar. Supaya nggak bolak-balik jalan kaki yang lumayan jauh.

Ada area indoor dan outdoor di Marlin resto. Mamak lebih memilih makan di area outdoor, bisa sarapan sambil memandang ke arah lautan. Tapi ya resikonya tersorot langsung cahaya matahari dari arah timur.

Pilihan menunya sangat beragam. Bisa puas bolak balik keliling melihat dan memilih menu lalu membawanya ke meja. Mamak termasuk orang yang suka ambil satu menu terus dihabisin, baru balik keliling dan ambil menu yang lain. Bukan yang naruh berpiring-piring menu di meja makan, terus bingung kalau perut sudah kenyang sementara makanan masih ada yang belum di cicip.

Kalau pengen tahu kuliner khas Banyuwangi nggak perlu jajan keluar hotel, karena ternyata disajikan juga di hotel Ketapang Indah sebagai menu saat sarapan. Ada sego tempong dan pecel pitik.

Sego Tempong

Sego tempong adalah nasi yang dilengkapi dengan sayuran rebus, tahu, tempe, dadar jagung dan ikan asin goreng plus sambal. Sayurannya bisa aja daun genjer, sawi, kacang panjang, kubis, kangkung, selada, ataupun daun singkong. Sebagai pelengkap lauknya ada pilihan ayam goreng, mujair, belut, jeroan, telur dadar. Paling nikmat makan sego tempong itu duduk lesehan dan makan menggunakan tangan.

Konon nasi tempong ini dulunya adalah menu makan rakyat jelata, makanan sederhana yang disantap para petani setelah lelah bekerja di sawah. Jadi kalau jaman dulu nggak ada tuh lauk pelengkapnya, yang penting ada sayur rebus, tahu, tempe, ikan asin dan dadar jagung.

Di Malang pun sudah banyak yang menjual menu sego tempong, tapi tak ada salahnya Mamak mencicip juga hidangan sego tempong ala hotel yang disajikan disini. Sego tempong ini jadi menu utama sarapan mamak di hari pertama sarapan di hotel ini.

Pecel Pitik

Menu khas yang langsung menarik minat Mamak di hari kedua sarapan di sini adalah pecel pitik. kalau yang ini, Mamak belum pernah tahu, jadi wajar ya kalau Mamak pun penasaran. Nggak cuma Mamak kok, tapi banyak tamu hotel lain juga. Makanya harus sabar antri menunggu petugas meracikkan menu pecel pitik.

Biasanya kalau kita makan pecel tuh, aneka sayuran yang di siram bumbu kacang yang bisa kita pilih tingkat kepedasannya. Nah kalau pecel pitik ini beda. Jadi isinya adalah sayuran, ayam goreng lalu diatasnya di beri bumbu berupa parutan kelapa yang sudah dimasak dengan bumbu. Jadi mirip kayak bumbu urap.

Kata teman Mamak yang asli Banyuwangi, pecel pitik ini ini dulunya adalah makanan sakral. Sesajen yang hanya ada dalam upacara-upacara tertentu saja antara lain hajatan, slametan atau ritual bersih desa.

Jaman dulu, yang boleh memasak pecel pitik ini hanyalah wanita dalam keadaan suci (tidak sedang haid atau datang bulan). Bahan dasarnya juga harus memenuhi syarat, yaitu ayam yang digunakan harus berumur muda sekitar 7-8 bulan. 

Tapi kini makanan ini sudah dikenal masyarakat secara luas. Kalau kamu ke banyuwangi, bakal nemu warung-warung yang menjual menu pecel pitik ini.