Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan jaman, yaitu diberlakukannya mapel koding dan kecerdasan artifisial di kurikulum Nasional mulai tahun 2025 ini. Mapel koding dan kecerdasan artifisial merupakan mapel pilihan, ditujukan bagi siswa SD mulai kelas 5, siswa SMP dan juga siswa SMA/SMK.
Kali ini, Mamak memperoleh tugas untuk memberikan pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial bagi guru SMK di Jawa Timur. Pesertanya ada 30 orang guru dari sekolah negeri dan swasta di wilayah Jawa Timur. Durasi pelatihannya adalah 4 hari. Pelaksanaannya 1 – 4 September 2025 di Malang.

Materi Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial bagi Guru SMK
Selama empat hari mengikuti pelatihan, peserta mempelajari banyak materi terkait dengan koding dan juga kecerdasan artifisial. Garis besar materinya meliputi fundamental koding dan kecerdasan artifisial (KA), Pemrograman dengan KA Generatif, Prompt engineering teknologi rekayasa dan terakhir pemrograman KA pada program keahlian.
1. Fundamental Koding dan Kecerdasan Artifisial
Pada hari pertama, peserta memperoleh informasi terkait mapel Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA). Antara lain bahwa kalau di struktur kurikulum SMK, mapel KKA merupakan mapel pilihan, namun karena mapel pilihannya hanya ada satu, yaitu KKA, maka seperti menjadi wajib.
Selain itu, peserta juga memperoleh informasi tentang elemen dan capaian pembelajaran mapel KKA. Ada enam elemen pada mapel KKA, yaitu :
- Berpikir Komputasional
- Literasi Digital
- Algoritma Pemrograman
- Analisis Data
- Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial
- Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan Artifisial
Peserta juga di ajak untuk menerapkan bagaimana berpikir komputasional untuk memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir komputasional merupakan pendekatan menyelesaikan masalah yang meniru cara kerja komputer yaitu sistematis, efisien, dan logis. Kemudian dibahas juga lebih dalam mengenai flowchart, dan diperkenalkan dengan tools untuk membuat flowchart yaitu flowgorithm.

2. Pemrograman dengan KA Generatif
Di hari kedua ini, peserta dikenalkan dengan dasar-dasar pemrograman. Bahasa pemrograman yang dikenalkan adalah Python dan Integrated Development Environment (IDE) nya menggunakan Thonny. Peserta dikenalkan dengan antarmuka Thonny, membuat program sederhana dengan bahasa Python serta beberapa aturan dalam penulisan sintaks Python.
Setelah mengenal dasar pemrograman Python, peserta diberikan pemahaman bagaimana menggunakan kecerdasan artifisial generatif untuk membuat program, menemukan kesalahan pada program dan bagaimana memperbaiki kesalahan tersebut.

Kecerdasan Artifisial Generatif adalah cabang kecerdasan artifisial (KA) yang fokus pada pembuatan konten baru (teks, gambar, audio, video, kode, dan lain-lain.) berdasarkan pola yang dipelajari dari data yang ada. Di sesi ini, Mamak membebaskan peserta untuk menggunakan ChatGPT, Gemini maupun Copilot. Sekaligus supaya peserta juga dapat membandingkan, dengan prompt yang sama, apakah ketiga KA generatif ini akan memberikan hasil yang sama.

3. Prompt Engineering Teknologi Rekayasa
Hari ke tiga, sesi pagi, peserta dipersilakan mengeksplorasi penggunaan KA Generatif untuk membuat program-program yang berkaitan dengan materi yang mereka ajarkan di sekolah. Mamak tinggal memantau saja, sesekali membantu mengarahkan untuk membuat prompt nya. Karena ternyata banyak peserta masih kesulitan untuk meminta pada ChatGPT apa yang mereka mau. Masih kesulitan mendeskripsikan secara detail, apa yang mereka inginkan.
Setelah beberapa kali berlatih, memperbaiki/menambah prompt nya, akhirnya peserta sudah mulai lebih lancar. Dan banyak aplikasi menarik yang berhasil mereka buat. Ini salah satu prompt dan hasil tampilannya.

4. Pemrograman KA pada Program Keahlian
Hari ke tiga sesi siang hingga hari ke empat, lanjut ke materi pemrograman KA pada program keahlian. Dengan memanfaatkan kemampuan prompt, peserta belajar membuat pemrograman berbasis web untuk berbagai topik sesuai dengan konsentrasi keahlian yang ada di SMK. Baik web stand alone (localhost), yang hanya dijalankan di satu komputer, maupun sebagai web server, artinya bisa diakses dari komputer lain.

Peserta juga diberikan seperangkat kit trainer, yang terdiri dari mikrokontroller ESP32, sensor suhu, lampu flipflop dan juga buzzer (sirine).

Peserta belajar membuat simulasi lalu lintas dan berbagai simulasi lain dengan memanfaatkan kit yang trainer diberikan. Sesi ini membuat peserta asyik mengutak atik trainer, membuat rangkaian, nge-prompt di ChatGPT, mencoba menjalankan program yang diberikan oleh ChatGPT. Walau program udah di kasih, kadang nggak langsung bisa dijalankan.

Suasana Pelatihan
Peserta pelatihan yang berjumlah 30 orang ini memiliki latar belakang pendidikan yang bermacam-macam, mengajar berbagai macam mapel juga. Ada beberapa yang sudah terbiasa dengan koding, ada juga yang sama sekali belum mengenal koding. Jadi, supaya pembelajaran bisa mengakomodir peserta dengan latar belakang yang bermacam-macam ini, Kami membagi peserta menjadi kelompok kecil. Total ada 6 kelompok.

Kami tidak sepenuhnya mengajarkan materi pada peserta, melainkan memfasilitasi. Peserta lebih banyak berdiskusi dan bekerja dalam kelompok. Jika ada masalah, biasanya di selesaikan dalam satu kelompok tersebut. Namun jika masalah yang sama ditemukan di kelompok lain, Mamak akan membahasnya di depan kelas.

Strategi ini lebih efektif, karena mereka ini kan orang dewasa, guru pula. Jadi diberi pemantik sedikit saja, mereka bisa mengeksplorasi materi yang disampaikan.

Alhamdulillah di akhir pelatihan, sebagian besar peserta memiliki pemahaman dan kompetensi yang lebih baik terkait dengan materi KKA. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka terima, termasuk juga teman-teman baru.
